Jadi Mahasiswa Akuntansi Itu Asik, Tapi Jangan Ceroboh
Sebagai mahasiswa akuntansi selama kurang 3 tahun maka tulisan kali ini akan aku tuliskan buat kalian yaitu tentang mula, proses dan akhirnya menjalani sejumlah perkuliahan akuntansi.
Pada mulanya, aku tidak kepikiran akan masuk jurusan akuntansi. Meskipun akhirnya langsung memutuskan untuk melanjutkan study bidang akuntansi juga. Padahal dulunya, cuma tau kalau Papa dan kakak pertamaku sebagai lulusan akuntansi/ ekonomi dimana bekerja dalam pembuatan laporan keuangan, menghitung uang jutaan bahkan telah bekerja di bidang itu sebelumnya. Tapi sekarang sudah sama-sama pensiun, yang satu pensiun benaran dan satu lagi membuka usaha.
Ternyata semua meyakinkan diriku. Karena akuntansi adalah bidang yang selalu digandrungi oleh kita yang bercita-cita kerja di kantoran semisal bank, perusahaan keuangan dsb.
Sebenarnya, ketika ditanya aku bilang ke Mama dan Papa mau masuk jurusan bidang IPA. Jadi, SMA selama tiga tahun di jurusan IPA. Tidak ada dasar untuk memulai jurusan akuntansi, memang di SMA jurusan peminatanku adalah Akuntansi, bukannya aku belajar akuntansi hanya saja diajarkan tentang ekonomi pada umumnya.
Fix, masuk dan belajar akuntansi diajarkan oleh dosen yang sangat ramah. Kita dari awal diajaknya untuk paham akun dan jurnal dengan gayanya yang khas bikin hati menggebu-gebu mencari tahu segala yang disampaikannya. Rasa bingung, penasaran, panik dengan segala tugas sedikit demi sedikit muncul. Pikiran yang biasanya sangat terkonsep melakukan yang jelas dan pasti ada rumusnya berubah secara drastis membuat rekaman yang baru. Skema pikiran baru, belajar akuntansi yang tidak ada rumusnya bahkan caranya pun sederhana dan harus balance outputnya.
Intinya outputnya balance. Nah, kalau tidak balance balik ke awal, bukak kalkulator dan cari kesalahannya, sampai hasilnya balance.
Terkadang belajar akuntansi tidak tentang angka, ada materinya, ada hukumnya, ada perbahasa baik Indonesia dan Inggris, hanya satu pelajaran yang aku tahu yaitu statistik karena statistik semuanya sama dengan pelajaran sewaktu SMA dahulu. Pokoknya tiap pelajaran itu, aku cari point biar maju ke depan, lirik orang kiri kanan dan mengajarinya begitu dosennya selesai menyampaikan, sehingga ilmunya tidak untuk kita saja tapi berkah dibagikan kepada yang lainnya. Karena katanya jadi anak Akuntansi itu suka hitung-hitungan. Tetapi bagiku, aku senang dan menikmatinya itu udah jadi modal untuk memulainya. Suka tidak suka, itu bukan segalanya. Karena percuma saja, jika tidak enjoy mungkin materi yang telah diberikan kepada kita akan hampa, tidak mengerti dan parahnya tidak ada yang didapat sampai akhir semester.
Katanya jadi anak akuntansi harus teliti dalam hitung-hitungan. Namun saking telitinya mengerjakan soalnya, begitu fokus dan konsentrasi malah hasilnya gak balance. Nah, sebenarnya bukan teliti saja. Teliti tapi paham, maka akan kita selesaikan dengan hasil yang balance. Tenang saja hitung-hitungan itu gak bikin pusing, anak akuntansi wajib bawa kalkulator kok, malahan tinggal dihitung dah dapat hasilnya. Meskipun akuntansi hanya hitung-hitungan tetapi pelajarannya cukup komplit, pun kita juga akan mempelajari manajemen, perekonomian dsb. Aku makin paham bahwa akuntansi itu juga bukan hitung-hitungan tapi lebih dari keuangan semisal belajar saham, pajak, investasi, sistem teknologi dsb. Itulah salah satu sebab bahwa akuntansi bisa diterima dimana saja.
Katanya lagi, anak akuntansi itu perhitungan. Ups, persepsi itu hanya soal gengsi, tems. Persepsi yang benarnya adalah bergayalah sesuai dompetmu, itu berlaku jika kita sudah punya penghasilan, atau tidak menghamburkan uang orangtua. Menjadikan kuliah tidak untuk ajang pamer-pameran. Bagi anak akuntansi, belajar harus dengan bibir tidak pucat dan pakaian mesti rapi. Bergayalah dengan sederhana, sombong juga dilarang untuk seorang manusia. Cerita lagi, aku pernah suatu ketika pergi dan makan seafood di restoran. Karena seafood bukan kesukaanku, tidak suka malahan. Di balik tragedi itu, temanku bilang perhitungan kali, kan sekali-kali makan beginian. Hualah, aku emang tidak suka dan trauma dengan kejadian lalu. Mungkin teman-teman kalau udah dengar dan tahu, ada gurita kepala manusia nah itu menjadi ketidaksukaanku hadir. Hingga segala macam dunia seafood bukan makanan yang paling aku sukai. Pokoknya, sikap manusia tidak termasuk karena suatu pelajaran dalam jurusan itu. Intinya, apapun itu tetaplah bergaya dan bersikaplah sederhana. Asalkan tidak ikut-ikutan!
Baca juga : Jangan menyerah, 5 Tips Supaya Berani Bermimpi
Salah satunya anak akuntansi itu pacar idaman, lho. Hahaha. Suatu kata-kata yang seringkali jadiin sebuah meme bagi netijen. Kalau katanya anak akuntansi kalau belum balance masih berjuang, kalau itu saja diperjuangkan apalagi kamu bakal dicari-cari sampai ketemu. Setiap kali aku heran, dicari-cari sampai ketemu sama dengan intel dong, tidak tidur semalaman itu insomnia ding. Hahahaha, itu sepertinya bahan candaan doang, tapi kalau yang benaran juga gapapa yah. Namun menjadi istri idaman kami siap dong, hehehe tapi tunggu waktunya saja.
Katanya, anak akuntansi ialah bidang yang paling cocok di perusahaan mana saja. Bisa jadi seorang auditor, akuntan publik, tenaga pendidik, dsb. Tapi bagi kalian yang masuk jurusan akuntansi, tenang saja semua jurusan apapun itu, bisa kerja dimana saja tapi kalau ada skill dan pengalaman juga ya. Paling utama sekali, bagi yang kuliah jangan jadiin sebagai padokan bahwa kuliah adalah jaminan buat kesuksesan, jadilah mahasiswa yang memiliki skill dan pengalaman. Dan juga proses perkuliahan itu lebih ke pembentukan siapa kita, apa yang kita lakukan kedepannya, bagaimana kita bisa menjadi manusia yang sukses dengan karakter yang dibentuk. Percayalah, berusaha dan ikhtiar dalam segala kegiatanmu. Allah sudah mengatur jalan hidup kita, jalani dengan sebaik-baiknya. Semoga kemudian hari, hasil usaha dan perjuangan kita terbayarkan dan diberikan ganjaran kebaikan oleh-Nya.
Baiklah, tulisan ini hanya sebagian lika-liku jurusan Akuntansi. Dan calon mahasiswa dimana pun kita berada.Bukan jurusan yang kita bawa, bukan kekayaan saja, bukan almamater, bukan teman dan sahabat saja, tapi proses yang pernah dijalani menuju masa depan itu. Semangat!!!