Berkelana di Sarasah Murai, Keindahan Alam Tersembunyi di Hutan Harau
Buds, senang rasanya pernah mengunjungi pesona alam Sarasah Murai ini padahal ke sana udah dua tahun yang lalu dan sekarang baru menuliskannya, saking ingatnya moment yang tak terlupakan ini. Maybe, aku rindu suasananya, yang dikatakan alam tersembunyi ini.
Waktu itu aku mengikuti screening komting di salah satu himpunan mahasiswa universitas. Screening komting itu apa? Langkah awal kepengurusan untuk menjembatani ilmu yang diberikan senior kepada junior komting (komisi tingkat) supaya mereka lebih baik menjalankan roda kepengurusan selanjutnya. Kita akan diberikan pelatihan berupa apa-apa saja yang harus diketahui dan dijalankan. Terus setelah kita diberi arahan maka kita dikasih amanah per devisi, sesuai sama jobdesk masing-masing lah ya, hehehe. Sekaligus dilantik satu calon ketua umum di kepengurusan itu. Kegiatan ini juga terdiri dari formal seperti yang disampaikan barusan, dan kegiatan non formal ada malam akrab, senam bersama, bakar-bakar jagung dan ikan, dan lainnya.
Nah, ketika hendak pulang. Paginya itu, kami berbekal niat dan tekad untuk menjelajahi kawasan sekitar sana, tepatnya berada di hutan Harau, pedalaman desa Harau yang terletak di jorong Gontiang, kenagarian Harau, Sumatera Barat. Di sekitar sana, ada banyak kami jumpai ladang luas, sungai, hewan ternak dan rumputan yang luas. Namun, aku masih heran, masyarakat di sana pada kemana ya? Kenapa hanya hewan yang banyak ditemui. Pun rumah-rumah di sini tidak ada, kami cuma melihat pondok-pondok kecil berbentuk kayu.
Sepagi ini, aku ikut berkelana di sekitar pedalaman Harau bersama teman-teman seorganisasiku. Konon, di tempat ini tak banyak orang yang tau alias tersembunyi. Sampai-sampai aku belum tau mau dibawa kemana, seperti tanpa rencana pagi ini kami jalan-jalan sehatnya. Aku bergurau dengan teman sepanjang perjalanan, sebenarnya perjalanannya sangat panjang. Di mana hal ini tak aku rasakan sama sekali karena saking asiknya dan masih terkagum dengan suasana asrinya.
Jalanan biasa yang ditempuh kini berbeda, kiri kanannya hanya rerumputan. Aku makin tak mengerti harus berkelana kemana, makin jauh aku berjalan makin gelap bahkan benar-benar melewati hutan belantara. Semak-semak yang rimbun, kami tak boleh bersikap takabur dan sombong karena sangat dilarang di tempat tertentu begini.
Tak jauh dari jalan yang kami lewati ini, kami seakan dihipnotis oleh pemandangan alamnya. Aku melihat dari jauh ada sebuah sungai jernih dan air terjun yang mengagumkan. Waww. Kami hampir sampai tujuan, Sarasah Murai. Sungguh terbayarkan penat dan gelapnya perjalanan barusan, sungguh udara segar bersama nyanyian burung berkicau. Aku pun kaget, ada pasangan bule sepertinya traveller memakai tas backpacker gede dengan gaya casual mengunjungi tempat ini.
Awalnya aku dari kejauhan berendam kaki yang airnya sejuk, di sungai dekat air terjun bersama teman-teman. Lama kelamaan ikutan mandi di air terjun, hehe malah ketagihan. Tak peduli lagi pakaian dan jilbabku basah, yang penting menikmatinya. Yang laki-laki asik lompat dari atas puncak air terjun, sedangkan yang perempuan bermain air di atas puncak sambil menunggu airnya terjun jatuh ke sekujur tubuh kami. Ini pengalaman langka, yang tak suka jadi suka, yang takut jadi makin bahagia, mungkin itu aku.
Entah legenda atau cerita, pada tahun sekitar 1970, air terjun ini dihinggapi oleh burung murai berbagai jenis. Air terjun ini terkenal paling bagus pada saatnya. Sekarang karena menelusuri air terjun ini mesti banyak rintangan, sehingga sulit untuk dikunjungi oleh orang yang hendak liburan. Nama sarasah adalah air terjun, sedangkan murai adalah nama burung berkicau tersebut.
Setelahnya, kami pulang. Namun jalanan makin terang, bisa jadi sekarang sudah masuk tengah hari. Alhamdulillah balik dengan selamat.
Cara Mengunjungi Sarasah Murai
Perjalanan ke sana memerlukan jarak 20 km dari kota Payakumbuh. Tentunya akan menempuh jalanan aspal, bebatuan, serta tanah dan sungai di sekitarnya. Cukup tertantang jika harus menggunakan mobil pribadi, siap-siap untuk menikmati adventure kalian, Buds. Tapi hanya dalam waktu 1 jam-an kalian sudah memasuki area Sarasah Murai. Nah, dari sini kita merasakan asiknya berkelana. Walaupun kita tak percaya dengan memperhatikan sekeliling tempatnya.
Ya, inilah sebabnya aku katakan tersembunyi. So, pasti jangan kecewa dengan jalanan di sekitar hutan Harau ini tapi setelahnya kalian pasti senang karena keindahan alam Sarasah Murai yang menakjubkan, menawarkan tempat yang tiada duanya.
Hal yang Perlu Dipersiapkan
1. Obat-obatan
Mengapa obat-obatan paling awal, karena kesehatan itu segala-galanya. Karena perjalanan yang kita tempuh harus membutuhkan energi yang cukup banyak serta keadaan fisik yang baik.
2. Alat Tempur
Berupa jaket, sendal jepit, topi, dan sebagainya untuk digunakan atau ditaruh dalam ransel kalian.
3. Alat Fotografi
Sayangnya aku tidak sempat membuat vidio di air terjun. Namun foto sudah menjadi kenangan yang tak terlupakan, karena momen ini yang sangat dirindukan nantinya.
Ternyata kerinduan ini terobati oleh tulisan kali ini. Karena saat sekarang aku belum pernah mengunjungi kembali, mungkin jauh dari Padang menuju air terjun Sarasah Murai ini. Namun aku masih punya sekilas memori di kepala yang pada akhirnya kalian baca, Buds.
Semoga terhibur ya dan sehat selalu, buat kita semua.
tulisan menarik dan informatif .......
ReplyDeleteThank you for sharing
Sama-sama...
DeleteDuuuh baguuus air terjunnya mba :D. Kalo utk wisata alam, aku paliiiing suka air terjun. Krn mostly lokasinya di atas, dan sejuk. Kdg Medan yg hrs ditempuh berat, tapi kalo akhirnya bisa melihat pemandangan air terjun yg tinggi, debit air banyak, puaaaas banget rasanya :)
ReplyDeleteHaii mba fanny...
DeleteBagus tempatnya mba, Hahaha. Setujuu itu, kalau dah memandang air terjun seketika hilang semua masalah kita, berasa legaaaa gitu ya mba😅😀
hangout di tempat seperti ini tuh, menyenangkan yah, kak. Lebih tepat ini dinamakan surga yang tersembunyi, karena sedang ada beberapa bidadari berfoto di sana. :)
ReplyDeleteSekilas Sarasah Murai seperti nama dari negeri Jepang. Tapi ternyata ada di Sumatera Barat. Menelusuri hutan lebat memang selalu menyenangkan apalagi dengan kawan2 yang asyik. Makasih atas rekomendasi tempat wisatanya Kak.
ReplyDeleteItu dijelaskan di postingannya, Sarasah artinya air terjun, dan Murai diambil dari burung murai yang biasanya hinggap di air terjun ini.
DeleteBerpetualang ke tempat wisata air terjun rame2 bareng teman pasti jadi pengalaman seru yang tak terlupakan. Dan itu dia walopun trnyata lupa foto2 setidaknya pengalaman tsb bisa dituangkan di blog. Dan bisa dibaca setiap saat.
ReplyDeleteIni di Sumatera ya? Indonesia kaya tempat wisata alam yang indah ya. Tempatnya masih asri dan alami.
ReplyDeleteWih bertualang ke alam bebas yang blum jadi tempat wisata keren . Apalai kalo jalan bareng teman teman emang seru kemana aja pasti berkesan.
ReplyDeleteDona
Baiklah, salah satu destinasi menarik di Sumatera Barat. Itu 20 km dari Payakumbuh 'kan, kalau dari Bukitinggi lebih jauh lagi atau lebih dekat?
ReplyDeleteHarau adalah salah satu objek wisata favorit aku dan keluarga, tapi emang menuju ke sana agak cape di perjalanan.
ReplyDeleteSeru lihat kamu ke sana bareng teman-teman, ulfah.
Menarik ya. Entah ya, tapi keindahan hutan itu selalu ada yang bersanding dengan adanya Curug atau air tenjun di dalamnya. Menambah suasana segar dan alami
ReplyDeletesurga tersembunyi gini emang yang paling enak dan seru. masih bisa menikmati alam, tapi enggak terlalu ramai. apalagi bisa mandi-mandi sekalian di air terjunnya, mantap
ReplyDeleteAir terjunnya sekilas mirip Air Terjun Kanto Lampo di Bali Mba Ulfa. Nyegerin banget yaa, jadi pengen nyebur hihihihi
ReplyDeleteKalo sebut nama Padang,yang terbersit pertama di kepala saya Kelok Sembilan mbak, nggak nyangka ternyata ada air terjun cantik juga, ya di sana. Suasananya pun rasanya damai banget.
ReplyDeleteEhh jauh nggak itu mbak,dari jalan raya, ya?
wah sarasih itu ternyata artinya air terjun ya. adem banget pastinya dan bikin pengen nyebur. hihi
ReplyDelete