Menjadi Baik Tanpa Harus Mengasihani Orang Lain dan Merendahkannya
Hai Buds. Apa kabarnya semua? Membahas tentang menjadi baik nih, memang selalu identik dengan sikap dalam berbuat baik. Ya, ada kalanya kita berpikir realistis seperti halnya orang-orang yang ingin kita berikan bantuan, uluran tangan hingga memang bersikap baik kepada siapapun dengan tulus dan ikhlas. Menjadi baik saja tidak cukup, maka rasa solidaritas dan empati sesama manusia itu sangat dibutuhkan. Karena ada banyaknya orang yang merasa kasihan dan iba terhadap sesama sehingga jadi terkesan merendahkan orang itu. Contohnya seorang ibu-ibu berjualan di kaki lima, beliau bekerja dari sana untuk mencukupi kebutuhannya. Akan tetapi lebih baiknya kita membeli dagangan mereka agar laris terlebih dahulu daripada memberikan langsung uang kepadanya karena dapat membuat dirinya direndahkan oleh kita.
Nah, seringkali rasa iba itu timbul di diri kita begitu kita melihat orang lain berada di bawah standar normal manusia. Seperti ini, jika melihat ada orang lain yang berpakaian compang-camping, lusuh, dan lemes. Semestinya pakaian rapi, bersih, dan tidak sobek-sobek itu adalah standar normal manusia. Atau mungkin melihat orang yang punya satu kaki mengemis di jalan raya, manusia yang utuh punya dua kaki. Begitu kita melihat, siapa yang tidak iba atau kasihan kepadanya?
Entah ada orang yang mengatakan aku maj tidak peduli, aku mah gak punya rasa kasihan, dan sebagainya. Namun setelah kita ikut berempati dengan orang tersebut, secara langsung kita akan mengeluarkan sedikit rezeki atau bantuan kepada mereka. Hal ini wajar saja, Buds walau di luar itu kita masih banyak nampak mereka punya gaya masing-masing untuk mendapatkan simpati biar orang lain merasa iba kepadanya.
Di balik itu, kita tidak bisa mengendalikannya. Yang terpenting sikap kita ialah sudah tulus untuk membantu mereka atau sekadar berbagi rezeki kepadanya. Ini tidak masalah toh? Selagi hal ini, tidak membahayakan diri kita dan orang sekitar kita.
Baca juga: Melawan Gak Enakan Sama Orang, Sampai Akhirnya Merugikan Diri Sendiri
Mesti memang kita diajarkan untuk selalu berbuat baik karena salah satu alasan manusia berbuat baik adalah menjadi manusia terbaik yang bermanfaat bagi sesamanya. Namun ada satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa “Tidak semua orang yang berada di bawah standar manusia, bisa kita bantu”
Nah, gimana kalau kita melihat orang yang berjualan dan kondisi dagangannya sepi. Hal yang mesti kita bantu pastinya membeli dagangannya, sebisa mungkin kita bantu tanpa merendahkan mereka. Bukan dengan memberikan uang lebih kepada mereka, padahal mereka bukan mengemis atau meminta kasihan kepada kita. Karena ikut merasakan gimana mereka sedih tidak ada pelanggannya datang, memang mereka butuh uang tapi cara kita dengan bersedih memberi uang kepada mereka justru membuat mereka rendah di mata kita. Toh, nyatanya tiap orang berdagang pasti ada naik turunnya pendapatan. Mereka berusaha melakukan yang terbaik, sehingga jika kita membeli dagangannya maka akan lebih terbantu daripada mengasihani hidup mereka.
Atau contoh lainnya, kita tahu bahwa setiap anak pasti punya kedua orang tua. Nah, begitu nyatanya ada anak tetangga yang tidak punya bapak. Kita tiba-tiba memberikan uang kepadanya, dengan harapan mereka ikut bahagia. Tapi kita tidak melihat kondisi orangtua mereka yang masih bisa membiayai anak-anaknya sekolah. Sebagai anak memang mereka berbahagia, tapi sebagai orangtua kita tak sadar sedang menjatuhkan martabat orangtua mereka di depan anak-anaknya. Toh, kalaupun ingin berbagi juga kenapa tidak memberikan baju sekolah buat mereka, berbagi uang sppnya, atau berbagi makanan yang tidak pernah mereka makan dan sebagainya.
Maaf, bukan berarti semua kebaikan kita akan dinilai baik juga oleh orang lain. Ada satu titik yang membuatku jengkel, begitu Papa aku membantu orang lain secara financial. Tapi begitu tau, mereka hanya berbohong demi kesenangan semata dirinya bukan buat sesuatu yang benar-benar disampaikannya butuh kepada Papa pas pertama kalinya. Di situ aku belajar bahwa semua bisa kita bantu tapi pastikan kita membantu untuk sesuatu hal yang benar-benar urgent, dengan kita membantu langsung kepada hal-hal yang mereka butuhkan.
Tapi kan, itu bisa buat mereka bergantung kepada kita? Benar jika orang yang kita bantu kurang usahanya. Salah jika kita melihat orang yang kita bantu adalah orang yang ambisius dengan mimpinya. Toh, kita lah yang bisa menilai mana orang-orang yang pantas dibantu, bisa dinilai dari keseharian mereka atau pun sikap mereka kepada keluarganya.
Itu artinya tiap kebaikan kita akan bernilai baik jika benar-benar sampai kepada orang yang tepat dan diberikan dengan tulus hati. Serta jika kita telah usai dengan masalah pribadi nih, ha maksudnya gimana? Sabar Buds, begini semisal kita ingin berbuat baik dengan menolong orang tersebut tapi kita mesti juga ingat bahwa kita punya tanggung jawab utuh buat diri sendiri dulu. Dalam artian kita punya hak untuk membahagiakan diri sendiri, supaya kita tidak dianggap mengurusi hidup orang lain saja. Untuk itu, mungkin saja dengan kita mengapresiasi diri seperti mencintai diri kita atau self love itu penting lho.
Baca juga: Hal yang Aku Lakukan Ketika Penat Mencari Hakikat Hidup
Jangan sampai, kita berniat membantu orang lain tapi sebenarnya kita lah yang pantas dikasihani oleh orang lain, hehehe. Karena itu, apapun yang terlalu berlebihan dalam berbuat baik jelas membuat kita tertekan. Terlebih kita merasa lelah berjuang sendiri karena berekspektasi tinggi terhadap orang lain.
“Menjadi baik itu bagus, tapi jangan dilandasi oleh rasa kasihan dan terkesan merendahkan. Menjadi baik itu bagus, tapi jangan sampai menelantarkan diri sendiri. Dan menjadi baik itu bagus asalkan memberikan sesuatu pastikan melihat usaha mereka buat menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu”
Jadi, gimana berbuat baik versi teman-teman? Kalau ada definisi lainnya boleh dong, kita sharing biar saling bertukar pikiran, hehehe thanks you sudah baca sampai akhir Buds.
Aku dulu kalau mau berbuat baik ya berbuat baik aja, ga mikir yang aneh2. Tapi sejak tinggal di Jakarta (pernah kerja di Jakarta) wadow justru harus hati2. Ga ke semua orang bisa berbuat baik. Harus cek ricek siapa orangnya. Beneran butuh ga. Dimanfaatkan ga, dll
ReplyDeleteAku dari kecil adalah orang yang skeptis, ngga gampang percaya. Jadi instingnya lumayan terlatih wkwk. Sesekali observasi sebelum bertindak & lebih banyak mendengarkan, jadi bisa tepat sasaran kebaikan yang keluar. Jadi lebih hati-hati juga saat berbuat baik agar nggak menyinggung dan ngga merugikan diri sendiri. Berbuat baik karena Allah dan berani say no untuk case tertentu yg merugikan diri, ada self love juga. Intinya dewasa dalam kebaikan itu sendiri ^^ imo
ReplyDeleteNah benar. Kadang kala kita nggak bisa mengendalikan rasa kasihan itu ya. Kita inginnya baik, tapi kadang ada aja satu sudut hati yang merasakan kasihan. Cuma semoga kita nggak ada kepikiran untuk merendahkan.
ReplyDeletebetul kak. karena aku juga gak suka dikasihani dan direndahkan, maka aku juga sebisa mungkin kalau bantu orang lain jangan sampai kayak ngasihanin apalagi ngerendahin. soalnya kadang yang kayak gini kan memang sadar gak sadar, jadi kita sendiri mesti lebih peka sama sikap kita.
ReplyDeleteKayaknya rasa kasihan sama niat untuk berbuat baik suka rancu juga yaaa huhu, dan biasanya emang suka datang berbarengan. Tapi, apapun itu, semoga niat baik kita dapat balasan baik juga, karena kan ada juga yang udah dibaikin tapi malah ngelunjak :(
ReplyDeleteKayaknya rasa kasihan sama niat untuk berbuat baik suka rancu juga yaaa huhu, dan biasanya emang suka datang berbarengan. Tapi, apapun itu, semoga niat baik kita dapat balasan baik juga, karena kan ada juga yang udah dibaikin tapi malah ngelunjak :(
ReplyDeleteEdukasi yang menarik, aku sempat salfok dengan kepsyen fotonya, sih.. kupikir begini, bukankah mengasihani orang lain itu juga baik, ya?
ReplyDeleteTapi setelah membaca lengkap, akhirnya saya setuju, kak.. dalam konteks dan kondisi tertentu, memang rasa iba ini kadang jadi tidak pas menuju pada orang yang tepat.
memang kadang ada orang yang suka memanfaatkan rasa kasihan orang lain untuk kesenangan dirinya sendiri yaa, duh tega banget deh orang seperti ini
ReplyDeletejujur kadang kalau mau memberi sesuatu, aku nunggu ada rasa iba dulu... kayak wah orang ini bener2 butuh, ah orang ini masih bisa kerja, ah orang ini gak bener2 butuh, jadi masih kayak pilih2 buat memberi
ReplyDeleteaku suka dan setuju sama konsep menjadi baik dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, small things but matters if we help people that really needs yaa. Dulu, sempet nggerentes, sesimple ikut dondar udah bisa berbuat baik buat orang yang butuh bantuan donor darah
ReplyDeletenah iya saya juga sering kali dihadapkan pada situasi yang bikin saya iba dan ingin mengasihani orang tersebut. Tapi kadang saya berpikir lagi. karena banyak beberapa kasus dimana seseorang memanfaatkan hal tersebut sebagai pekerjaannya alias ngemis. Dan saya setuju banget sama kutipan terakhir itu kak. Nice!
ReplyDeleteBila niat ingin membantu, memang harus dilihat kondisinya juga, yang sekiranya tidak menyakiti perasaannya juga, sehingga tepat sasaran dan sama-sama bahagia
ReplyDeleteBener banget kak, kita harus baik ke semua orang, tp membatu juga harus tepat sasaran, bukan hanya dengan rasa kasihan, karena semuanya butuh perjuangan
ReplyDeleteSuka sama kata2nya. Berbuat baik tidak perlu mengasihani dan merwndahkaan. Berbuat baik ya berbuat baik ajaaa
ReplyDeleteyap bener banget, soalnya beda orang beda juga cara menanggapi sesuatu apalagi yang menyangkut soal berbuat baik. Tapi, yang penting kita dan Allah Azza Wa Jalla yang tau niat kita.
ReplyDeletejadi ingat nih kasus mertuaku dulu ada keluarga jauh yang minjam uang sama beliau pakai jaminan tanah tapi pas utangnya mau ditagih eh nggak mau ngasih itu tanah dengan berbagai alasan
ReplyDeleteAku suka banget sama quotenya dan selama ini memang aku jadikan prinsip hidup aku. Aku senang kalau bisa bermanfaat untuk orang lain, asal nggak dimanfaatin aja hehehe
ReplyDeleteMemang beberapa orang selalu bisa mencari celah atas kebaikan yang kita lakukan, ya mbak. Semoga Alloh menggantinya dengan melipat-gandakan rejeki papa Mbak Ulfah dan keluarga, aamiin.
ReplyDelete