Punya Inner Child. Inilah hal-hal yang Tepat untuk Dilakukan saat Bertemu Inner Child
Halo Buds, kali ini aku akan membahas soal inner child. Siapa sih di sini yang masih membekas inner child di dalam dirinya? Terus bagaimana dampak yang dirasakannya sampai sekarang? Btw, aku memang bukan psikolog ya, Buds. Bukan pula peramal, tapi aku hanya seorang blogger yang berlatar belakang akuntansi namun senang berbicara dengan hal-hal baru mengenai self improvement, seperti inner child ini.
Ngomong-ngomong tentang inner child nih, rasanya saat ini sedang hangat perbincangan mengenai inner child dimana-mana yah. Yuk kita bahas sama-sama, Buds.
Apa itu Inner Child?
Pernah gak teman-teman mendengarkan orang lain bicara pada siapa pun dengan perkataan “Kamu ya masa kecilnya kurang bahagia” dan sebagainya. Nah rasanya gak asing lagi ya bahkan sering jadi bercandaan buat kita. Tapi secara tidak langsung orang tersebut telah menyampaikan orang yang disebutnya itu punya inner child.
Oiya, kabar baiknya, alhamdulillah weekend kemarin tanggal 19 Maret jam 13.30 aku bersama sobat ISB mengikuti webinar mengenai “Bertemu dengan Inner Child” yang dibawakan oleh pasangan psikolog, psikoterapis dan punya biro psikologi Dandiah, siapa lagi kalau bukan? Beliau ialah Teh Diah Mahmudah dan Kang Randi Birdy. Yeay!!!
Aku mau memberikan info juga bahwa Teh Diah dan Kang Randi ini punya beberapa buku dengan tema seputar mental health lho seperti paket buku yang menjadi tagline-nya “Buku Psikologi, buku rasa terapi pencerah pikiran dan hati” Di sesi ini, mereka menyampaikan perihal inner child, bahwa inner child dari diri kita itu terbentuk dari pengalaman di masa kecil, baik itu pengalaman positif atau negatif”
Hal ini juga serupa yang disampaikan oleh beberapa psikologi. Dan psikolog klinis Retnitta Poerwito Bach. of Pstch., M.Psi., menyatakan inner child ialah sisi atau bagian dari dalam diri yang tetap merasa menjadi anak-anak secara emosional dan psikologi. Sedangkan menurut John Bradshaw, inner child ialah suatu pengalaman atas kejadian yang lahir dari dirinya di masa lalu yang belum terselesaikan.
Jadi, dapat kita simpulkan sama-sama bahwa inner child lahir dari dalam diri kita yang terbentuk atas pengalaman atau kejadian semasa kecil baik positif atau pun negatif. Bahkan tak semua inner child terkesan negatif. Alasannya kenapa, karena anak kecil tak selamanya punya sikap yang tidak baik. Oiya, sahabatulfah bisa simak penjelasannya di sini: Belajar Dari Anak Kecil, 4 Sifat yang Dapat Dijadikan Pelajaran Hidup Bagi Dewasa
Nah menurut Dr. Stephanie Carlson, seorang ahli dalam hal “childhood brain development” berpendapat bahwa anak menghabiskan waktu 2/3 dari waktu mereka dalam dunia bermain (dunia imajiner). Jika kita melatih sikap anak kecil di dalam diri maka kreativitas kita akan semakin membaik dan semakin membaik pula dalam menyelesaikan masalah.
Namun yang disampaikan oleh Teh Diah dan Kang Dandi jika kita mendapati inner child yang luka dari pengalaman masa lalu itu seperti “Tak semudah bernafas” untuk mengatasinya. Hingga dewasa kini pun kita akan merasakan pola pengasuhan orangtua yang salah tapi sebenarnya mereka juga tidak sepenuhnya salah sebab mereka pun juga mendapati pola pengasuhan tersebut dari orangtua mereka dahulu. Namun rantai pola pengasuhan inilah yang menyebabkan tiap individu susah menerimanya, susah berdamai dengan diri sendiri bahkan sampai timbul perasaan cemas, kecewa, dan perasaan tersakiti lainnya yang tumbuh di dalam diri ini.
Pun luka masa lalu itu susah dikenali oleh tiap manusia, bisa dibilang dirinya sendiri saja tidak dapat mengetahui bahwa tengah memendam rasa itu. Maka dari ketidaktahuan ini kita bisa menyadari dan menyelesaikannya atas perasaan yang terpendam tadi. Sehingga bayang-bayang tidak bersemayam dalam diri kita dan tidak terkena pada pola generasi kita nanti. Dan bisa kita lihat pada buku Dandiah Care seputar inner child ini. Jadi ingin memiliki semua bukunya, semoga dipermudah untuk berinvestasi nanti, aamiin.
Bagaimana Cara Berdamai dengan Inner Child yang Luka?
Ya, cara berdamai dengan inner child yang luka itu dapat kita petik dari pemaparan materi oleh Teh Diah dan Kang Dandi ialah “Forgiveness”. Artinya memberikan maaf ini juga tak sekadar memaafkan saja melainkan terus berusaha menemukan cahaya di balik luka masa lalu itu.
Yang penting ini dapat diatasi dengan balik lagi ke individu masing-masing lagi. Dengan kita yakin untuk memaafkan luka itu kemudian berjuang untuk memperbaiki semuanya. Contohnya, saat inner child yang luka diobati lalu kita bisa belajar banyak bagaimana pola pengasuhan orangtua yang baik sehingga nantinya tau mana yang mesti dikasih ke generasi kita dan mana yang tidak dilakukan kepada mereka. Dari banyak pembelajaran atas pengalaman luka di masa lalu itu kita jadi lebih mengerti bagaimana memiliki pola pengasuhan yang tepat kepada anak-anak kita nanti.
Inilah Hal-Hal yang Tepat Untuk Dilakukan Saat Bertemu Inner Child, baik Positif atau Negatif
Tiap manusia sepertinya punya kesan berbeda dengan masa kecilnya. Ada yang sedih, ada pula yang bahagia, atau bahkan ada yang biasa saja. Tapi setiap kita mesti melakukan hal-hal ini saat bertemu dengan inner child baik positif atau negatif:
1. Memeluk Diri
Percis seperti film It’s Okey To Not Be Okay di adegan ini seringnya melakukan dialog dengan diri sendiri. Dengan begitu, hal-hal yang mesti kita lakukan untuk memeluk diri ialah seperti ini:
- Rileks, tenang, dan enjoy.
- Bawa diri kita dalam dua sosok yang berbeda, satu pada sosok masa kecil dan satu lagi pada sosok masa dewasa.
- Sosok kita berbicara pada masa kecil akan merenungi mengapa si inner child ini bisa bersedih, terluka, bahagia, dan sebagainya. Hal ini akan mengingat kembali moment kita semasa kecilnya.
- Sosok kita berbicara pada masa dewasa akan menjawab dan menyelesaikan luka itu, hingga bagaimana menumbuhkan cahaya pada perasaan yang dialami sehingga semuanya mudah terlewati.
2. Katakan Kalimat yang Supportif
Seperti “Hey Ulfah, kamu sungguh berharga dan aku sangat bangga padamu”
“Aku sangat mencintaimu, aku pasti terima kekurangan dan kelebihanmu”
“Semua akan lebih baik, aku selalu ada untukmu saat kau butuh”
“Terima kasih ya sudah berjuang sehebat yang kamu bisa”
“Maafkan aku yang selama ini mengabaikan perasaanmu”
dst…
Saat kita bertemu dengan inner child akan ada luapan emosi. Gapapa kok, hal ini akan jadi rekonsiliasi dari inner child kita. Jadi setiap kita merasakan lelah dan capek menghadapi inner child ini, begitu kita memberikan kata-kata supportif mungkin akan jauh lebih menenangkan. Yuk semangat!
3. Meminta Bantuan yang Profesional
Bertemu dengan inner child yang baik mungkin akan menghadapi hal yang baik-baik saja. Lalu bagaimana jika inner child kita terluka? Salah satunya menggunakan bantuan orang yang profesional, didampingi oleh mereka untuk proses penyembuhan ini dengan cepat.
Melalui psikologi profesional seperti Dandiah Care bisa sahabatulfah percayakan lho. Atau jika sangat butuh bantuan ditambahkan dengan membeli buku-buku bergizi dari Dandiah Care, hehe seperti buku anger management yang diinginkan. Bahkan kalau bisa aku memilikinya, semoga aku nanti bisa memilikinya.
Sekian dulu dari pembahasan inner child ini. Baik, terima kasih sudah baca sampai akhir dan semoga bermanfaat! See you!
makasih sharingnya
ReplyDeleteMasalah inner child tidak akan selesai kalau tidak berdamai dengan diri, tidak mau menyelesaikan, dan tidak mau melihat sisi positif yang di dapat dari balik kejadian masa lalu. Ambil sisi positif agar kita juga bia mendidik anak dengan positif.
ReplyDeleteTerimakasih kak sharingnya. setiap orang pasti punya inner child termasuk saya pun merasakannya. Saya masih berjuang utk berdamai dg diri, tp kalau minta bantuan profesional belum karena malu.
ReplyDeletePerkara ada masalah yang belum terselesaikan, itu butuh kekuatan ya, mbak. Terus belajar untuk menerima, syuku2 bisa keluar dari permasalahan itu, ya.
ReplyDeleteKadang kala inner child membawa trauma pada masa dewasa. Misal orang jadi takut menikah. Karena ada memori nggak nyaman tentang pernikahan orang tuanya yang membekas dalam benaknya. Dan lain-lain. Lantas memeluk diri sendiri dan berkata nggak papa lho kalau nggak baik-baik saja. Itu bisa banyak membantu ternyata.
ReplyDeleteSenang banget bisa membaca tulisan ini karena merupakan hal baru buat aku. Ilmu baru. Aku sendiri belum begitu punya perhatian soal inner child dalam diri ini. Namun, saat menyadarinya, jadi sudah tahu yang harus dilakukan.
ReplyDeleteSepertinya film dari It’s Okey To Not Be Okay emang membahas peran keluarga yaa. Apapun masalah, seperti inner child, overthinking dll, dapat masuk ke film itu. Jadi pengin coba tonton. Yang aku sering baca juga dsri sosial media mengenai inner child ini kebanyakan orang yang mengalaminya, untuk ke depannya mereka tidak akan melakukan hal yang sama, dan mereka akan mencari dari apa yang tidak mereka dapatkan
ReplyDeleteTopik inner child ini ramai sejak dua tahun belakangan. Tapi bagus karena makin banyak orang tau, makin bisa kenali diri sendiri ya.
ReplyDeleteSetuju,berdamai dengan masa lalu .rela dan memahami yang terjadi di masa lalu dengan sudut pandang orang dewasa di masa kini.
ReplyDeleteMbak cara tahunya kita sedang bertemu dengan inner child itu gimana ya?
ReplyDeletesaya beberapa waktu lalu juga pernah ikutan webinar terkait innerchild ini, mbak. memang intinya sih penerimaan atas innerchild itu sendiri dan juga memaafkan seperti yang dituliskan mbak di atas
ReplyDeleteWah jadi pengen kasih testimoni setelah ikut webinar Dandiah Care mba, aku akhirnya bisa berdamai dengan diri setelah sesi ikut sesi anger management Dandiah care
ReplyDeleteKalimat suportif udah jadi penguat banget buat diri, atau pada orang lain yang inner child nya muncul. Jadi memang harus saling menguatkan
ReplyDeleteAku juga punya luka pengasuhan mba. Dan nggak gampang untuk berdamai, huhu... Sekarang pun aku masih dalam proses untuk berdamai dengan diri sendiri.
ReplyDeleteInnerchild jujur sangat memperngaruhi saat dewasa luka masa lalu bkin masa dewasa kadang merasa trauma dll smpe bkin gk prcaya diri tapi balik lagi k pribadinya sndiri yg harus ttep kuat untuk menjalani hidup alias berdamai dngan diri sndiri
ReplyDeletewah begini cara cari tau apakah punya inner child dalam tumbuh kita atau tidak
ReplyDelete