Kebiasaan Jurnaling sebagai Ruang untuk Membuat Hidup Lebih Bermakna
Assalamualaikum semua. Pasti sahabatulfah sudah tidak asing lagi dengan kata jurnaling, kan? Nah, kebiasaan jurnaling ini menjadi sebuah kegiatan yang sangat positif terutama dalam menuangkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan dan gambar. Banyak manfaatnya jika kita terbiasa menulis jurnal pribadi ini. Baik manfaat buat kesehatan jiwa dan raga kita.
Jurnaling merupakan kebiasaan yang sedang trend saat sekarang untuk menjaga kestabilan pikiran dan emosi kita. Sebab tiap kejadian akan ditulis secara utuh dan sempurna karena semua kejadian pernah terjadi di diri kita atau terekam di benak sendiri.
Entah menuliskan nama, tempat, kejadian, dan waktu akan membuat kita semakin menerima apa yang terjadi selama ini. Semisal, kita merasakan emosi sedih, galau, bimbang, dan sebagainya ketika berada di usia 20-an ini. Akibatnya kita menjadi tidak tau arah dan tidak tau tujuan buat masa depan nanti. Biasanya dengan mengingat-ingat kejadian ini kita akan termotivasi untuk melakukan perubahan-perubahan kecil.
Aku jadi teringat pernah semasa SMP menulis jurnal harian di buku diary. Ini bermula saat aku mulai merasakan jatuh cinta pada seseorang, aku meluapkan perasaan itu semua. Semasa itu luapan emosi yang aku tuliskan di sana dapat aku rasakan sampai sekarang. Apalagi ketika aku baca kembali diary yang penuh dengan curhatan ini semasa dewasa kini, jadi moment yang bagus dan baik karena aku pernah berada di situasi seperti itu. Kadang menjadi bahan renungan dan motivasi diri juga, entah kenapa saat membacanya aku seolah hidup di masa itu kembali tapi itu mustahil.
Kebiasaan Jurnaling sebagai Meditasi Diri
Proses dalam menulis jurnal ini membuat kita tersadar untuk memusatkan seluruh perhatian pada apa yang kita rasakan. Kita berusaha berjuang menghadapi perasaan dan pikiran yang dialami baik itu perasaan kecewa, sedih, gagal, bangkit, dan proses yang terus menghantui kita.
Tak masalah, jika saat itu kita menangis atau pun marah sejadi-jadinya namun setelahnya akan membuat pikiran kita lebih jernih dan hati kita merasa sangat plong. Ini menjadi kesempatan diri untuk memandang pikiran dan hati secara langsung dengan menuliskannya dalam sebuah jurnal.
Kebiasaan Jurnaling untuk Pengembangan Diri
Sejauh mana kita menulis jurnal harian? Apakah kita bisa jujur dan terbuka dengan keadaan saat ini? Jika aku boleh jujur, aku seringkali merenungi diri saat menulis to-the-list yang aku rasakan sekarang. Semacam tracker untuk lebih menjadi manusia sebaik-baiknya.
Baca juga: Memaknai Self Love Dengan Menghargai Diri Sendiri dan Menikmati Hidup
Yang aku rasakan saat menulis jurnal harian perlahan-lahan aku dapat meningkatkan kualitas diri sendiri. Mengapa bisa begitu? Barangkali menulis jurnal ini aku makin menyadari kekurangan dan kelebihanku. Bahkan semakin kuat untuk membentuk diri yang lebih baik seperti mengambil langkah yang tepat buat keputusan sendiri.
Namun tidak perlu dipaksakan jika setelah menulis kita mendapati banyak kekurangan diri, dengan kita menerima kekurangan tersebut pastilah akan terbesit di benak sendiri untuk membuat langkah-langkah dalam kemajuan dan pengembangan hidup buat masa depan nanti, aamiin.
Manfaat Menulis Jurnaling untuk Kehidupan
1. Self Healing bagi Diri Sendiri
Menulis jurnaling membuat kita lebih mengekspresikan apa yang kita rasakan pas kejadian-kejadian yang terjadi di hidup. Entah kita sedang murung, tidak semangat, atau penyakit emosi lainnya yang timbul saat itu. Maka kita bisa tumpahkan segalanya di sana, hal ini membantu kita untuk dapat mengontrol emosi.
Menulis jurnaling sangat leluasa buat menumpahkan perasaan kita di sana, berbeda dengan curhat di sosial media begitu kita menulis cerita yang sedikit menguras perasaan maka akan menjadi boomerang baru bagi diri kita. Sebab itulah mengapa saat kita melihat kondisi real dan sosial media itu jauh berbeda. Seperti kita melihat orang-orang sangat bahagia di sosial media namun nyatanya mereka menyimpan banyak kesedihan di dirinya yang tidak ditampakkan di sana. Oleh karena itu, dengan menulis di jurnal pribadi tidak ada satu pun orang yang bisa membaca sehingga privasi kita sangat aman dan terjaga tanpa takut orang lain mengawasi dan memata-matai kita lagi.
2. Media Berkomunikasi dengan Diri Sendiri
Jujur, saat usia dewasa kini hal yang sangat krusial ialah berkomunikasi dengan diri sendiri. Begitu banyak kita melewati hari-hari yang terasa sangat hampa, hingga merasa sangat butuh pasangan tapi ternyata yang paling kita butuhkan hanyalah komunikasi dengan Allah pun dengan diri sendiri. Bukan berarti kita tidak butuh pasangan juga, melainkan sebelum kita mengurus perasaan orang terhadap kita maka sebaiknya kita memperbaiki luka di dalam diri sendiri dulu. Yap, sekiranya kita bisa mentah-mentah menceritakan hal-hal yang sangat pribadi ini kepada seseorang yang dipercayai, apakah mereka bisa menyelesaikan masalah kita sendiri? Jelas saja tidak ya, karena semua tergantung kepada diri kita sendiri. Yuk, menuangkan perasaannya lewat menulis jurnal!
Baca juga: Tumbuh Dewasa dengan Menjadi Diri Sendiri
Bahkan secara ilmu psikologi juga, menulis jurnal ini menjadi terapi yang dapat menumpahkan emosi negatif dan mengganjal di jiwa kita. Jika tidak secepat mungkin kita atasi maka kita akan stress sendiri dan depresi pasti menghantui. Tak jarang banyak orang yang merasa dirinya tidak berguna.
Sayangnya komunikasi dengan diri sendiri ini sering dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang. Dan pastinya kita punya ruang pribadi atau waktu me-time untuk merasakan pengalaman yang dilakukan selama 24 jam ini.
So, yuk ungkapkan perasaannya dan tuliskan di dalam jurnal sendiri!
3. Menjadi Orang yang Optimis, Kreatif, dan Terorganisir
Sangat bermanfaat sekali ya menulis jurnal pribadi itu terlebih bisa menjadikan sebagai orang yang optimis atau bersemangat, kreatif, dan terorganisir. Ketika kita menuliskan jurnal pribadi, seperti kita telah berhasil menyelesaikan suatu tugas saat ini, maka kita langsung mencentang list tersebut yang menandakan bahwa pekerjaan kita telah selesai. Maka hasilnya akan membuat hati kita bahagia dan lebih bersemangat lagi kan.
Dan bagaimana dengan menjadi orang yang kreatif? Kita sering mencari ide-ide untuk melengkapi jurnal pribadi ini. Sehingga kita dapat mengkreasikan ke dalam bentuk jurnal, seperti jurnal habit tracker, health treacker, sleep treacker, dan tracker lainnya yang membahas progress-progress untuk mencapai sesuatu.
Sementara itu, kenapa menulis jurnal dapat membuat kita menjadi lebih terorganisir? Sebagaimana jurnal ini, kita bisa menuliskan to-the-list yang akan direncanakan ke depannya. Di situ kita bisa menuangkan deadline, jadwal, dan kegiatan yang dimasukkan ke dalam jurnal.
Baik sekian dulu sharing seputar kebiasaan menulis jurnaling. Semoga aku dan kita semua bisa membuat jurnal pribadi tiap harinya. Tulisan ini aku buat bukan semata-mata ingin menggurui teman-teman. Tulisan ini murni sebagai bahan renungan kembali buat aku, tampaknya agak lama aku tidak lagi menuliskan jurnal di diary lagi. Tapi tenang saja, aku selalu menyempatkan untuk menulis jurnal pribadi di note hp. Serba sederhana ya, hehehe.
Kalau sahabatulfah sendiri sudah memulai melakukan kebiasaan jurnaling belum nih? Kalau sudah sharing di kolom komentar yuk, seperti apa dan bagaimana rasanya setelah menulis jurnaling ini? See you, Buds!
aku tuh selalu mupeng sama orang yang pada bisa jurnaling deh. keren aja, apalagi efeknya semenyenangkan ini. biasanya cuma nulis biasa aja, hehe
ReplyDeleteBerarti kita harus punya jurnal kecil yang dibawa kemana2 gitu ya kak? Soalnya aku lagi addict banget buat desain jurnal gitu pake kertas orang sticker lucu
ReplyDeleteSaya memang tidak memiliki kebiasaan jurnaling yang intens. Tapi bener banget ketika menulis di buku, tentang apa yang saya rasakan dan alami sangat menonong dalam mengenali perasaan dan situasi. Ini juga jadi self healing yang ampuh banget.
ReplyDeletetepat sekali! ini tuh mirip kayak kebiasaan menulis di blog sebagai bahan latihan atau ruang healing bagi diri kita ya.
ReplyDeleteDulu pernah bikin jurnaling pas SMA kak,
ReplyDeleteTpi setelah lulus, ga pernah lagi,.. Kadang merasakan sedih putus cinta, kehidupan sehari-hari saya tulis semuanya,.. Tpi semenjak buku nya hilang, hati langsung deg2an..
Kebiasaan jurnaling juga bisa untuk disiplin ya, Kak. Satu aksi untuk berjuta kebaikan hanya dari kegiatan sederhana, jurnaling
ReplyDeleteAku dari dulu suka Jurnaling, makanya sekarang geblog. Akhir-akhir ini memang absen sih, tapi tetap nulis tangan biar gak kaku selain buat healing juga
ReplyDeleteaku juga sejak tahun lalu mulai rajin bikin jurnal yang isinya catatan harian dan beberapa deadline pekerjaan. memang benar sih jurnaling ini membantu banget buat kita dalam berbagai hal salah satunya ya manajemen diri
ReplyDeleteaku pernah nulis journling mindfull parenting dan sangat membantuku mengenali karakter anak danapa yang perlu aku lakukan untuk mereka karena joournaling ini jadi dokumentais tertulis
ReplyDeleteKalau punya jurnaling gitu, jadi memotivasi diri buat konsisten dan terjadwal sih ya. Jadi lebih terarah mau ngapainnya
ReplyDeleteIni seperti kita curhat di buku diary ya mbak. Menuliskan isi hati kita membuat perasaan lebih lega dan plong.
ReplyDeleteBener banget, mendingan emosi diluapkan di buku diary aja dari pada media sosial. Kadang emosi itu hanya sementara, atau kesalahpahaman. Kalau dituangkan di medsos, takutnya jadi boomerang atau ada pihak yang tidak terima dan masalah menjadi besar.
ReplyDeleteJurnaling selain menyenangkan membuat kita hidup lebih terorganisir, ya. Juga bisa buat healing dan mencintai diri sendiri.
ReplyDelete