Writing Therapy, Cerita Kenangan saat Menulis Diary
Siapa yang masih menyimpan buku diary semasa kecilnya? Hehe. Ayoo, kita meet up. Jadi, bagiku menulis di buku diary dari dulunya merupakan kebahagiaan tersendiri.
Seperti buku diary aku yang satu ini. Aku sudah sejak SMP menulis di buku diary ini. Hal yang paling suka aku ceritakan di dalam diary ini ialah semacam jurnaling sehari-hariku. Perjalanan yang membuatku sedih dan menyenangkan, buatku ini bukan hanya diary semata saja. Melainkan bisa dibilang sudah menyerupai teman dan sahabat yang selalu menjadi pendengarku.
Menulis Diary sebagai Media Terapi Sebelum Hadirnya Blog Sahabatulfah
Buku diary aku ini diberi nama “Mrs. Twin. Karena memang disampulnya tertulis demikian. Hahaha, aku sudah menulis di diary ini pada tahun 2013.
Kalau dibaca-baca ulang tulisannya sekarang, aku sendiri bisa geleng-geleng kepala. “Dasar bocah, mikirin apa sih waktu itu”🤣 Ya allah, curhat yang gak berfaedah menurutku. Tapi itu yang aku rasakan saat itu, bahkan lega rasanya setelah bercerita dengan “Mrs. Twin”😙
Ternyata menulis sudah kusukai dari dahulunya. Walau dulu menulis cuma aku lakukan di diary saja. Jauh aku lakukan ini, karena aku gak begitu paham dengan dunia blog dan sejenisnya.
Menulis menjadikan diriku lebih baik, tanpa ada beban satu pun. Dari mulai kisah cintaku pertama kalinya, aku mencurahkan semua lewat diary ini. Jujur, waktu semasa itu, perihal perasaan memang lebih baik diceritakan lewat diary ketimbang kepada sahabat. Salah satu alasannya ialah aku merasa aman dengan menulis pada diary tersebut karena diary selalu menjaga privasi pemiliknya, hehe.
Baca juga: 3 Iklan Jadul yang Bikin Nostalgia
Selain menulis tentang sekelumit rasa, aku juga menceritakan mimpi dan impianku di sana. Tak menyangka aku dari dulu memang suka menuliskan impian di kertas, sesekali aku pajangkan di dinding kamar.
Kalau ada nanya, kamu yakin mimpi ini terwujud? Setidaknya aku sudah pernah bermimpi setinggi itu, aku meyakini gini “Gapapa bermimpi setinggi langit, toh kalau jatuh kita pasti jatuhnya di antara bintang-bintang”
Ahh, masih percaya ya? Iyaa, aku masih percaya sama kekuatan kata-kata ini. Banyak mimpi yang kutuliskan ini tak terwujudl kok, tapi Allah gantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Dan setelah itu aku berpikir “Wah aku bersyukur dari kegagalanku ini, ternyata begini cara-Nya memberikan jalan yang terbaik menurut-Nya”
Contohnya saja, menulis di diary ini. Apa sih mimpiku? Yaa, aku bermimpi ingin menjadi seperti Asma Nadia. Ehh, mimpimu terlalu tinggi itu. Gapapa lah, aku masih jatuh di antara bintang-bintang. Hehehe. Allah belum mengizinkannya tapi dia gantikan semua dengan cara yang lainnya yaitu aku masih menjadi blogger. Yang luar biasa, blogger telah membawa pengaruh dan dampak baik terhadap hidupku. Masya Allah!
Semenjak dunia blog aku kenali, diary hanyalah sebagai kenangan namun begitu berkesan. Nah, kalian punya diary juga kah yang masih disimpan sampai sekarang, dan apa cerita yang paling menarik buat kalian? Yuk sharing di komentar🥰
No comments:
Terima kasih atas kunjungannya, dont forget tinggalkan jejak (Komentar akan dimoderasi) dan saling follow ya, thanks 🙏😊